Wednesday, April 30, 2014

kegunaan STRING pada PHP





adshlases()
Fungsi ini mengembalikan nilai string dengan backslashes ( tanda “\”) sebelum tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
Jadi jika didalam string ada tanda kutip tunggal atau ganda, maka akan ditambahkan backslashes ( tanda “\”) sebelum tanda kutip didalam string tersebut
contoh :
<?php $str = “Sekarang hari jum’at”;  
echo addslashes($str);
//Hasilnya : Sekarang hari jum\’at ?>
dan hasilnya adalah :











chr()
Fungsi ini digunakan ketika user ingin mengetahui karakter dari sebuah nilai ASCII. Misalnya kita ingin tahu karakter dari nilai ASCII 97, maka berikut programnya:
<?php $kode = 81; $str = chr($kode);
echo “karakter dengan kode ascii $kode adalah $str”;
//Hasilnya : karakter dengan kode ascii 81 adalah Q
?>
dan hasilnya adalah :












crypt()
Crypt meupakan fungsi yang ada di PHP yang bisa digunakan untuk One-way string hashing dengan beberapa metode hash. One-way hashing maksudnya string tidak bisa dikembalikan ke string semula setelah dienkripsi (hash). Kalo dikatakan dienkrip kurang tepat karena hasi dari hash tidak bisa didekrip alias tidak bisa dikembalikan ke string aslinya. Metode-metode hash yang ada pada fungsi Crypt saat ini yatu DES Standar, DES Extended, MD5, Blowfish, SHA256, dan SHA512. Sehingga, Crypt tidak bisa digunakan untuk enkripsi script karena script yang dienkripsi tidak bisa didekripsi lagi.
Pada dasarnya, fungsi cript() ini mempunyai struktur sebagai berikut:
string crypt ( string $str [, string $salt ] )

$str adalah string yang akan dihash, sedangakan $salt adalah string yang digunakan sebagai kunci atau penambah panjang string. Atau begini saja, saya ambil pengertian salt dari wikipedia:
Salt memiliki arti harfiah garam (bahasa inggris). Dalam kriptografi, salt yang terdiri bit acak yang digunakan sebagai salah satu masukan untuk kunci fungsi turunan. Masukan lain biasanya kata sandi. Keluaran dari fungsi kunci turunannya disimpan sebagai sandi versi dienkripsi. Sebuah salt juga dapat digunakan sebagai bagian dari kunci dalam memecahkan algoritma kriptografi atau lainnya. Kunci fungsi turunan biasanya menggunakan fungsi hash kriptografi. Kadang-kadang inisiasi vektor, yang nilai yang sebelumnya dihasilkan, akan digunakan sebagai salt. Sebagian data kamus serangan salt menggunakan pra-enkripsi dari masukan kamus: Setiap sedikit salt menggunakan dua kali lipat jumlah penyimpanan serta komputasi yang diperlukan.
Contoh Programnya sebagai berikut:

echo()

echo() berfungsi untuk menampilkan satu atau lebih data string kedalam internet browser. Fungsi echo() ini sering digunakan oleh programmer karena penggunaannya yang sangat dibutuhkan dalam pemograman, dan juga karena sangat mudah digunakan.
Fungsi echo() memiliki keunikan tersendiri, dimana bisa menyediakan lebih dari satu buah parameter, dengan parameter dasarnya adalah: $arg1
Semua data di Parameter yang ada bisa Anda masukkan secara langsung ke dalam fungsi echo(), atau dengan bantuan variable terlebih dahulu. Silahkan masukkan data yang Anda inginkan berdasarkan kebutuhan yang sedang Anda hadapi, atau dengan menggunakan metode gaya penulisan favorit Anda.
berikut ini contoh sederhana penggunaan fungsi echo()
<?php $Data1    =”Provinsi Kalimantan Barat”;
$Data2    =”Kota Pontianak”;
echo (“$Data1″);
echo (“<BR>\n”);
echo (“$Data2″);
?>
dan hasilnya adalah :










explode()
Fungsi explode() berfungsi untuk memisahkan sebuah string menjadi array dengan pembatas yang ditentukan. Jenis pembatasnya bisa bebas saja, tapi lebih bagus sebagai tanda-tanda saja seperti titik (.), strip (-), garis miring(/) dan lain sebagainya.
Format dasarnya seperti ini:
explode(“tanda-pemisah”, string);
Berikut Contoh Programanya :
<?php $str = ‘one|two|three|four’;  
print_r(explode(‘|’,$str));  
// hanya 2 elemen array
print_r(explode(‘|’, $str, 2));
?>
dan hasilnya adalah :







htmlentities()
Fungsi ini digunakan untuk menghentikan proses penerjemaahan tag HTML oleh browser, sehingga tag HTML akan dibiarkan muncul seperti apa adanya, tanpa diterjemahkan oleh browser. Sintaksnya adalah sebagai berikut:
Htmlentities(string)
Contoh:
<?php $str = “<a href=’test.htm’> Klik Di Sini </a>”;
$hasil = htmlentities($str);
echo “$str”;
echo “$hasil”;
?>
Jika variabel $str langsung dikenai fungsi echo(), maka yang muncul adalah link yang bertuliskan “Klik Di Sini”, tapi jika dikenai htmlentities() terlebih dahulu seperti yang ditunjukkan oleh variabel $hasil, maka yang muncul adalah “<a href=’test.htm’> Klik Di Sini </a>”.
Hal seperti ini berguna misalnya jika kita hendak menampilkan tutorial penggunaan HTML dalam bentuk file HTML juga. Seperti contoh tersebut, misalnya kita hendak memberi pelajaran bagaimana membuat sebuah link. Jika hendak menuliskan “<a href=’test.htm’> Klik Di Sini </a>” tanpa diterjemahkan oleh browser, maka kita harus menuliskannya sebagai berikut:
<a href=’test.htm’ > Klik Di Sini </a>
Tentunya sangat sulit dan menyita waktu bukan? Htmlentities() akan mempermudah pekerjaan kita.


htmlspecialchars()

Htmlspecialchars adalah sebuah fungsi atau sebuah perintah atau sintax yang di miliki oleh PHP yang berguna untuk menontaktifkan seluruh perintah – perintah html mengubah specialpada sebuah halamn web. Yang artinya mempertahankan penulisan HTML pada sebuah tampilan HTML. Htmlspecialchars digunakan ketika anda akan menuliskan kode HTML pada file berekstensi HTML namun karakter-karakter special tetap ingin dipertahankan pada saat tampil dibrowser. Pada saat kita menginputkan komentar, saya beri contoh komentar pada bukutamu, jika pengunjung memasukkan komentar missal Tebal maka yang akan ditampilkan adalah tulisan Tebal, tetapi jika kita menggunakan htmlspecialchars( ); maka komentar yang di tampilkan adalah Tebal. hasilnya perintah html tidak aktif dan perintah tetap di tampilkan pada komentar bukutamu.
codingnya :
<?php $new=htmlspecialchars(“<a href=’test’>Test</a>”, ENT_QUOTES);
echo $new;
?>

dan ini hasil nya:









implode()
Implode adalah suatu fungsi yang di gunakan untuk menyatukan beberapa data, misalnya saya punya array str yang isinya  a b dan c, saya ingin menggabungkan setiap lemen arraynya dan menyimpannya dalam sebuah variabel, berikut penerapannya.
<?php
$date = ’28-10-2009′;
$split = split(‘-’, $date);
krsort($split);
$rev_date = implode(‘-’, $split); // ’2009-10-28′
echo $rev_date;
?>
dan hasilnya adalah :







join()

Fungsi ini pada prinsipnya adalah  kebalikan fungsi split(),  yaitu digunakan  untuk mengumpulkan komponen- komponen array menjadi suatu string.  Sintaksnya adalah sebagai berikut:
join(karakter, (......................) array)
penerapannya :
<?php    $var = array(‘ (........................)03′, ’07′, ’1973′);   
$tanggal = join(“/”, $var);   
echo “$tanggal”;    ?>

Setelah pada bahasan sebelumnya kita telah membahas tentang variabel dan tipe data dalam PHP, dalam kesempatan kali ini kita akan pelajari tentang operator dalam PHP.
Operator merupakan suatu simbol yang dipakai untuk memanipulasi data, seperti perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian. Dalam PHP ada beberapa operator yang sering kita gunakan, antara lain:









Cara Dasar PHP


Syntax Dasar PHP





File PHP bisa saja hanya diisi oleh script php. Namun dalam sebuah website, php biasanya bergandengan dengan html. Itulah sebabnya, sebelum belajar php kita disarankan agar memahami terlebih dahulu bahasa HTML. Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang syntax syntax dasar pada pemrograman PHP serta contoh pengimplementasiannya pada HTML

Berikut merupakan aturan-aturan dan cara penulisan perintah perintah pada pemrograman PHP.




1. Script php selalu diawali dengan syntax :

1
<?php
ataupun bisa juga dengan syntax :
1
<?
dan selalu diakhiri dengan syntax :
1
?>
Dalam hal ini kita lebih direkomendasikan untuk menggunakan syntax “<?php” dibandingkan “<?” .  Syntax “<?php” sendiri biasa disebut escaping html karena syntax tersebut berfungsi keluar dari script html dan merupakan deklarasi awal dimulainya sebuah script php.
2. Setiap baris perintah kode php selalu diakhiri dengan semicolon ( ; ). Semicolon atau titik koma ini berfungsi sebagai pemisah antara perintah satu dengan perintah yang lainnya.
Sebagai contoh , dibawah ini kita akan membuat suatu program php yang menampilkan kalimat “PHP by MAMPLAM” ketika dieksekusi.
Untuk itu bukalah editor php anda dan ketikkan kode seperti dibawah ini :
1
2
3
4
5
<?php

print "PHP by MAMPLAM";

?>



Lalu save lah dengan nama HelloMamplam.php. Perhatikan , pada proses penyimpanan file, jangan lupakan ekstensi .php nya, dan pada bagian “Save As Type” pastikan anda memilih “All files” . Sebagai contoh bagi yang menggunakan notepad  :



Jika sudah , simpanlah file tersebut pada dokumen web server . Secara default dokumen web server adalah folder htdocs yang berada di dalam folder xampp . Jika anda tidak mengubah tempat penginstalan xampp saat proses penginstalan, maka folder htdocs berada di “C:\xampp\htdocs” . File PHP hanya bisa dibaca jika file tersebut berada pada dokumen webserver ( htdocs ) .

Mengeksekusi File



Jika sudah tersimpan, maka saatnya bagi kita untuk mengeksekusi file php dan test drive program hellomamplam.php yang telah kita buat tadi. Mengeksekusi file php tidak bisa dengan cara men-double klik file “hellomamplam.php”. Untuk mengeksekusinya bukalah web browser ( firefox , chrome , dll )  lalu ketikkan  http://localhost/hellomamplam.php pada address bar nya dan tekan enter . Jika tidak ada kesalahan maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:











jika terdapat kesalahan coba cek lagi script yang anda ketikkan tadi mungkin terdapat kesalahan, karena php tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun .

Membuat komentar pada PHP

Lazimnya setiap bahasa pemrograman memiliki suatu fungsi komentar . Comments ( Komentar ) pada bahasa pemrograman adalah suatu baris dan/atau blok yang biasanya digunakan sebagai dokumentasi sebuah program. Blok kode dan perintah-perintah yang berada di dalam komentar tidak akan dieksekusi.

Ada dua cara membuat komentar pada pemrograman php, yaitu :

1. Menggunakan tanda double slash ( // ) . Ini digunakan ketika membuat komentar yang terdiri hanya dari satu baris.
2. Isi komentar berada diantara tanda ( /* ) dan (* / ) . Digunakan ketika ingin membuat komentar yang terdiri lebih dari satu baris .
Untuk contohnya , ketiklah kode dibawah ini pada editor anda :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
<?php

/* tes membuat komentar
tutor by : mamplam.com
date : 9 november 2012 */

echo "Contoh membuat komentar"; //menampilkan kata Contoh membuat komentar pada web browser

// ini contoh komentar satu baris

/* ini komentar
yang lebih dari
satu baris */

?>
save dengan nama komentar.php , lalu jalankan di webbrowser anda . maka hasilnya akan seperti di bawah ini :

Setelah dieksekusi , terlihatlah dari hasil yang ditampilkan bahwa apa pun yang berada pada blok komentar tidak ditampilkan ketika dieksekusi .
Next , pada tahap berikutnya akan dibahas Variabel pada PHP


untuk tutorial yang lebih lengkap ckup disini


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sekarang dibahas:
-           Siklus hidup
-           Analisis Perancangan

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLES - SDLC)

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb:
1.         Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.        Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi
3.        Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
4.        Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5.        Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6.       Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.


ANALISIS SISTEM
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1.         Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2.        Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
3.        Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4.        Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.

Batasan analisis sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sbb:
1.         Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
2.        Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?

Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1.         Informasi apakah yang dibutuhkan?
2.        Oleh siapa?
3.        Kapan?
4.        Dimana?
5.        Dalam bentuk apa?
6.       Bagaimana cara memperolehnya?
7.        Dari mana asalnya?
8.       Bagaimana cara mengumpulkannya?

Proposal mengadakan analisis sistem:
Berisi:
1.         Definisi yang jelas dan konsisten tentang alasan untuk analisis
2.        Definisi batasan analisis yang akan dilakukan
3.        Identifikasi fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
4.        Identifikasi sumber dimana fakta dapat diperoleh
5.        Uraian tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis
6.       Proyeksi kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
7.        Jadwal tentatif analisis


Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis sistem:
1.         Sistem yang ada
2.        Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada
3.        Sumber External: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal, textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem

Kerangka Analisis:
1.         Analisis terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang dihasilkan.
2.        Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
3.        Analisis terhadap input dan output.
Dalam analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview, questionaire, observation, sampling and document gathering, charting (organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll), decision table and matric

Laporan hasil analisis:
Laporan hasil analisis harus berisi:
1.         Uraian alasan dan scope (batasan) analisis
2.        Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
3.        Uraian tujuan (objektif) dan kendala sistem
4.        Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
5.        Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
6.       Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
7.        Proyeksi kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk kelayakan untuk proses selanjutnya.
Yang terpenting adalah bagian 6 dan 7.

Katagori aspek kelayakan:
1.         Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
2.        Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional organisasi.
3.        Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
4.        Kelayakan jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan layak atau tidak.

Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
1.         Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
2.        Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.
3.        Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
4.        Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
5.        Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan ke desain awal.

PERANCANGAN SISTEM

Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.

Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1.         Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
2.        Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
3.        Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4.        Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
5.        Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6.       Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.


Langkah dasar dalam proses desain:
1.         Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2.        Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3.        Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.        Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
a.        Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
b.       Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
c.        Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan.
d.       Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
e.        Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
f.         Ulangi langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
g.       Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
h.       Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
i.         Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
j.         Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.

5.        Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
a.        Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
b.       Menyiapkan  model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
c.        Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
d.       Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi mengandung hal-hal di atas.

Prinsip Dasar Desain

Ada 2 prinsip dasar desain, a.l:
1.         Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
2.        Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.

Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1.         Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2.        Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3.        Data yang  dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4.        Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5.        Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6.       Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7.        Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8.       Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9.       Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10.     Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
11.       Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12.      Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13.      File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14.      Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15.      Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16.     Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.